Energy alternatif dari sekam padi

Denpasar, Kominfo Newsroom – Wakil Walikota Denpasar IB Rai Darmawijaya Mantra. SE. Msi mendukung pengolahan limbah padi seperti sekam dan jerami untuk diolah menjadi tenaga (energi) listrik, yang bermanfaat serta memberi nilai ekonomis bagi peningkatan kesejahtaeraan ekonomi petani.
Menurut nya, selama ini limbah padi seperti sekam dan jerami kurang dimanfaatkan bahkan sering dibakar begitu saja seusai panen.
”Kalau sekarang ada organisasi yang memanfaatkan jerami dan sekam untuk diolah menjadi tenaga listrik, itu sangat bagus sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petani itu sendiri dan juga akan memberikan supplay bagi kebutuhan tenaga listrik,” kata Walikota Denpasar, di kantornya, Kamis (17/4).
Dengan adanya program ini ia berharap, petani kembali bergairah untuk bercocok tanam padi, karena disamping mendapat hasil dari panen gabah, limbahnya juga akan dapat mendatangkan uang.
Ia mengakui bahwa lahan pertanian di Denpasar masih cukup luas yakni 217 hektar. Namun demikian tidak dipungkiri bahwa masih terjadi tarik menarik yang cukup tinggi untuk pengalih fungsian lahan dari sektor pertanian ke sektor non pertanian seperti untuk kawasan pemukiman dan perdagangan.
Selain itu, untuk meningkatkan hasil produksi pertanian harus ada sentuhan teknologi. “Karena dalam menghadapi persaingan pasar global yang diperlukan tidak hanya kuantitatas dari segi jumlah tetapi juga mutu dan kualitas juga harus ditingkatkan,” katanya.
Sementara Sekretaris Asosiasi Petani Palawija Indonesia (AP3I) Edianto Prasetyo, mengatakan, ide ini kreatif dan prospektif jika betul-betul digarap dengan serius. Proyek pemanfaatan limbah padi ini dinamai Energi Biomassa dan pengembangannya akan dipusatkan di Tabanan.
Menurutnya, daerah tersebut dipilih karena julukannya sebagai lumbung berasnya pulau Bali, yang saat ini juga sebagai penghasil limbah padi (sekam dan jerami) terbesar di Bali.
Namun demikian setelah disurvei hal itu belum mencukupi sehingga memerlukan pasokan limbah padi dari daerah lain di Bali seperti Denpasar, Badung, Klungkung dan Gianyar.
Untuk menghasilkan daya 10 MW kata Edianto memerlukan tidak kurang 120 ribu ton sekam dan padi per tahun. Dengan kebutuhan sebanyak ini dia berharap limbah padi yang selama ini terbuang begitu saja dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. ( http://www.denpasarko ta.go.id jul/toeb)
Diambil dari:

No comments:

Post a Comment