Kumpulan Gambar Destilator






















tripod karya mas tri handoko pemesanan & pelatihan hub : 081330411417






4 In 2nd Condenser

 Destilator Etanol Single










hasilnya :






alat pengolah sampah pelastik jadi BBM


Ecogreen adalah alat sederhana yg menggunakan proses priolisis utk mencairkan pelastik menjadi BBM sejenis Bensin,minyak tanah dan solar.
Desain dan pengoprasian yg sederhana membuat Ecogreen sangat diminati.

 Jenis sampah pelastik yg dapat diolah menjadi BBM

Sampah pelastik yg dapat diolah meliputi hampir semua jenis sampah pelastik seperti kantong kresek,gelas/botol air mineral,serefoam,bungkus chiki,bungkus mie dll.
Dalam beberapa type Ecogreen efektip mengolah sampah kresek (asoy) dan menurut setudi lapangan sampah pelastik yg dominan adalah sampah pelastik jenis kantong kresek (asoy).
Seperti kita ketahui sampah plastik banyak yg bernilai ekonomis tinggi seperti gelas/botol air mineral, plastik lembaran pp/pe tetapi banyak yg tidak bernilai ekonomis seperti kantong kresek (asoy).  pemulung jarang mengambil utk dijual kembali atau diolah.
Sampah pelastik yg akan diolah ecogreen diharuskan bersih dan kering serta dicacah.
-  Bersih : akan menentukan kualitas BBM yg dihasilkan.
-  Kering : kandungan air pada sampah pelastik akan memakan waktu proses lebih lama.
-  Dicacah : pencacahan akan mempercepat proses serta pelastik yg dapat diolah akan lebih banyak
    serta mempermudah proses pengeringan.
* Khusus Ecogreen kapasitas 3 kg hanya bisa memproses pelastik jenis kantong kresek (asoy),
   bungkus mie,bungkus chiki dan sejenisnya
   Ecogreen kapasitas 20 kg ke atas dapat mengolah semua jenis sampah pelastik PP, PE, PET 
   dan sejenisnya

Komposisi Minyak yg dihasilkan pada Ecogreen. 

Minyak yg dapat dihasilkan dari kantong kresek adalah solar 50%,minyak tanah 30%,bensin 15% dan residu berbentuk jelaga yg tertinggal di tabung reaktor 5%. tergantung jenis sampah pelastik.

 BBM yg dihasilkan

Kualitas untuk jenis BBM yg dihasilkan:
*    Minyak tanah dapat langsung digunakan pada kompor sumbu atau kompor tekanan.
*    Solar dapat digunakan langsung tetapi menurut seorang profesor dari UGM beliau menyatakan alangkah       baiknya solar dari pelastik dicampur dg solar pertamina agar supaya karakteristik mesin tidak berubah.
*    Bensin nilai oktan bensin dari sampah masih dibawah premium tetapi banyak cara sederhana utk               menaikan nilai oktan
*    Uap sisa pembakaran tidak mengandung gas berbahaya seperti co2,nox,sox dll seperti
      banyak dilansir oleh pakar lingkungan, tetapi lebih cenderung mengandung gas bakar.






 Pemanas pada Ecogreen

Pemanas yg digunakan pada Ecogreen menggunakan gas elpiji tetapi dapat dimodifikasi menggunakan minyak tanah hasil dari alat tersebut, kayu bakar atau batu bara.

Teknologi Priolisis

Teknologi priolisis sudah lama di kembangkan termasuk indonesia, jepang merupakan negara yg sudah maju pada teknologi priolisis, bahkan ada anak smk membuat alat priolisis sederhana,teknik priolisis adalah pemanasan dg sedikit oksigen atau tanpa oksigen dan regan lainnya. pada proses priolisis bahan baku dipanaskan secara tidak langsung maksudnya proses pemanasan tidak bersentuhan langsung dg api, sehingga gas sisa tidak mengandung bahan berbahaya bagi lingkungan serta residu yg dihasilkan sangat sedikit.

Kelebihan Ecogreen dibanding alat sejenis.

Kelebihan dari ecogreen adalah efisiensi panas dan katalis yg ditanamkan dalam tabung reaktor sehingga temperatur utk proses priolisis (pencairan dan penguapan plastik) lebih rendah dan efisien dalam waktu dan bahan bakar. katalis umum digunakan dalam proses cracking pada pengolahan minyak bumi.




 Cara kerja Ecogreen

Pada Ecogreen sampah pelastik dimasukan pada tabung reaktor melalui main hole dan dipanaskan pada temperatur tertentu, sehingga pelastik akan mencair dan kemudian menguap menjadi gas dan gas tersebut dialirkan pada tabung destilasi utk diubah menjadi cair dan cairan minyak tersebut  pada tabung destilasi bertingkat akan di saring berdasarkan titik didih karena titik didih solar, bensin dan minyak tanah berbeda kemudian dialirkan melalui pipa-pipa ke tabung penampungan.pada ecogreen temperatur yg dibutuhkan utk proses pengolahan pelastik menjadi BBM sbb:
-  Pada temperatur 90 derajat akan ada penguapan air yg terkandung di sampah pelastik ditandaai dg uap
    air yg keluar menyerupai asap putih
-  Pada temperatur 180 derajat BBM mulai keluar.
-  Pada temperatur 250 derajat BBM akan mengalir deras (titik optimum)
-  Pada temperatur 300 derajat bahan baku (sampah pelastik) mulai habis ditandaai dengan aliran BBM
    yg semakin sedikit.
-  Segera matikan pemanas. proses dapat dilanjutkan kembali setelah tabung reaktor dingin
   (temperatur  ruangan)




Perawatan pada Ecogreen

Perawatan berkala yg dilakukan pada ecogreen sangat sederhana :

Perawatan rutin 
(membersihkan tabung reaktor) 
Buka tutup mainhole (tutup utk masukan sampah pelastik) bersihkan dengan menggunakan sapu lidi atau sikat kamar mandi dilarang menggunakan benda tajam atau keras.perawatan sederhana ini dilakukan setiap tiga kali proses.
Perawatan berkala 
(membersihkan saluran/pipa-pipa destilasi) 
Buka tutup mainhole masukan air bersih sebanyak 2 L kedalam tabung reaktor tutup kembali mainhole hidupkan pemanas (kompor) didihkan air sampai habis (ditandai dg tidak keluarannya uap air dari pipa-pipa destilasi) matikan pemanas.

Pengoprasian Ecogreen

1.  Sampah pelastik yg akan diolah pada ecogreen dibersihkan dan dikeringkan (dijemur dibawah
     terik matahari). utk efisiensi pelastik dapat dicacah sehingga kapasitas tabung reaktor dapat
     menampung lebih banyak pelastik sehingga BBM yg dihasilkan akan lebih banyak utk
     sekali proses.pelastik yg di cacah juga dapat mepercepat proses destilasi dan
     mempermudah pebersihan dan pengeringan.
2.  masukan sampah pelastik melalui mainhole (terletak diatas tabung reaktor) sampai penuh dapat
     dilakukan penekanan agar supaya muat lebih banyak.
3.   tutup kembali mainhole (beri paking utk mencegah kebocoran pada mainhole berupa kardus atau
     paking mobil) kencangkan baut.
4.  siapkan botol/derigen penampung BBM , pasang pada pipa pengeluaran BBM.
5.  nyalakan kompor (cek selang,regulator dan tabung elpiji) putar/buka setengah pada katup
     pengatur api.
6. Proses akan berjalan sendiri, tunggu antara 1,5 jam sampai dengan 2 jam tergantung jenis
     sampah pelastik,kadar air dan nyala api.
7.  setelah temperatur mencapai 300 derajat celcius ditunjukan pada termometer segera matikan
     kompor, karena bahan baku sampah pelastik sudah habis.
8.  Peringatan!
      BILA PADA JARUM PRESSURE SELAMA PROSES MENUNJUKAN PENINGKATAN,
      SEGERA MATIKAN KOMPOR (jarum petunjuk pressure harus pada posisi 0 PSI /BAR
      , bila jarum petunjuk bergerak menandakan ada saluran yg tersumbat dan bisa menimbulkan ledakan.

Pilihan hasil minyak pada ecogreen 

1.  Bensin,minyak tanah dan solar
2.  Bensin dan solar
3.  Bensin dan minyak tanah






Kelengkapan pada ecogreen

1.  Tungku
2.  Kompor gas tekanan.
3.  selang dan regulator tekanan
4.  tabung reaktor
5.  Tabung destilasi
6.  termometer
7.  Pressure tekanan

Langkah pengoprasian Ecogreen

1.  Letakan Ecogreen pada lantai yg rata.
2.  Ruang pengoprasian Ecogren terlindung dari hujan, proses Ecogreen menggunakan panas jadi
     sangat berbahaya bila seketika Ecogreen terkena air dapat menimbulkan ledakan.
3.  Sirkulasi udara ruang pengoprasian Ecogreen harus lancar, pada saat beroprasi ecogreen
      akan mengeluarkan gas buang yg mudah menyala bila gas tersebut tertahan akan menimbulkan
      bahaya ledakan.
4.  Siapkan alat pemadam kebakaran, air dan karung basah serta pasir utk mengantisipasi.

Tujuan penulisan

Terimakasih kepada para pembeli Ecogreen di seluruh indonesia.agar supaya tidak lupa utk membaca blog ini agar supaya dapat mengingatkan cara cara pengoprasian ecogreen secara aman.
Dengan segala kerendahan hati kami ingin mempersembahkan alat pengolah sampah pelastik menjadi BBM ini dengan tujuan :
menciptakan lapangan pekerjaan
menciptakan peluang usaha
menumbuhkan jiwa wirausaha
meringankan beban pemerintah dalam menanggulani sampah khususnya sampah pelastik.
memjaga kebersihan lingkungan
menciptakan BBM alternatif
Dengan segala hormat Ecogreen ini masih banyak kekurangannya kritik dan saran akan membantu kami terimakasih.

sumber : http://pelastikjadiminyak.blogspot.com/2013_07_01_archive.html

Pengolahan Sampah Anorganik


Salah satu alternatif pengolahan sampah anorganik yang dapat dilakukan yakni dengan membuat BBM dari sampah anorganik terutama plastik.
Teknis alat pengolahan BBM dari sampah plastik:
-     Alat pembakaran sampah plastik berupa tabung gas elpiji sebagai tabung pembakar
-                Tabung pembakar dihubungkan dengan pipa penyulingan yang sudah terhubung dengan tabung penampung uap (hidrokarbon)
Cara pengolahan:
Pada awalnya, sampah plastik dimasukkan ke dalam tabung pembakar dan dipanaskan dalam suhu 250-400oC. Uap yang dihasilkan dari proses pembakaran disalurkan menuju ke penampungan uap melalui pipa penyulingan. Lalu uap ini diambil dan didinginkan sampai mencair dan menjadi minyak. Baru dijernihkan untuk dapat dibedakan mana yang menyerupai bensin dan minyak tanah. Umumnya, 1 kilogram sampah plastik dapat menghasilkan 1 liter BBM. Namun, agar bilangan oktan (angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan) dapat mencapai kualitas seperti Pertamax dan Premium yang mencapai 87-88 % dan 91-92 % untuk proses pembakaran mesin (terutama kendaraan bermotor), diperlukan beberapa tahapan lagi seperti pengaturan suhu yang paling sesuai dalam penyulingan, penambahan zat adiktif atau komponen hidrogen dalam proses penyulingan sehingga kadar air dapat berkurang secara optimal.
Umumnya, semua jenis plastik bisa diolah menjadi BBM dengan proses destilasi atau penyulingan ini. Selain tergantung pada teknik penyulingan, hasil yang didapatkan tergantung dari jenis plastik yang disuling. Jenis plastik itu di antaranya Polyethylene (PE), Polypropylene Carbonate (PPC), Polyethylene Terephthalate (PET), Density Polyethylene (DPE), Low Density Polyethylene (LDPE), dan sebagainya. Khusus untuk PE, plastik ini lebih mudah diekstrak dan relatif murni sehingga tidak sulit dalam proses pemurniannya.

Destilator etanol sederhana

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembuatan alat penyulingan etanol yang efektif dan efisien untuk alat bantu belajar bagi masyarakat dalam pembuatan bahan bakar bio etanol.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2009 di “Laboratorium” Gema IPTEK Mandiri Yayasan Gema Mandiri Bangsa Manggarai Jakarta.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan Trial and Error dengan merujuk model-model alat penyulingan yang sudah dikenal selama ini dengan merekayasa bentuk alat penyulingan etanol agar efektif dan efisien. Mengingat model alat penyulingan yang ada selama ini begitu mahal dan tidak mudah pengoperasiannya bagi masyarakat biasa/awam.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) Tahap pembuatan alat penyulingan; (2) Tahap pengolahan bahan baku dengan fermentasi sederhana; (3) Pengujian alat penyulingan berorientasi hasil yaitu etanol minimal berkadar sekitar 70% (atau setidaknya dapat menyala ketika disulut api).
Pada tahap satu yaitu tahap pembuatan alat penyulingan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pembuatan alat penyulingan dengan model-model yakni model pot, kolom, dan reflux yang sudah ada, guna mencari kelemahan dari ketiga model tersebut;
2) Merekayasa ketiga bentuk model yang sudah ada untuk mengembangkan model baru yang efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila: mudah pengerasiannya, mengahasilkan bio etanol yang dapat langsung dapat menyala ketika disulut api. Dikatakan efisien bila pembuatannya mudah dan murah.
Pada tahap dua yaitu tahap pengolahan bahan baku bio etanol melalui fermentasi sederhana, peneliti melakukan:
1) Mempelajari ketersediaan bahan baku yang mudah didapat dikalangan masyarakat.
2) Melakukan pengujian bahan baku bio etanol dengan perbedaan masa fermentasi, yaitu 3 -10 hari, 11 – 30 hari.
Pada tahap tiga yaitu pengujian alat penyulingan hasil pengembangan yang berorientasi hasil yaitu bio etanol minimal berkadar sekitar 70% (atau setidaknya dapat menyala ketika disulut api). Dalam hal ini peneliti melakukan:
1) Penetapkan beberapa bentuk model alat penyulingan hasil pengembangan yang akan di uji.
2) Melakukan pengujian alat penyulingan dengan menggunakan bahan baku hasil fermentasi dengan keseluruhan waktu fermentasi.
HASIL
Dari berbagai uji coba dengan pendekatan Trial and Error dari model pot, kolom, dan reflux. Diperoleh hasil model baru yaitu gambungan dari ketiga model yang sudah ada, yaitu model pot dengan kolom diatasnya sehingga uap yang mencair sebelum kondenser dapat langsung masuk ke panci pemanas secara langsung dan etanl dapat segera dihasilkan dengan satu kali penyulingan.
Hal tersebut dapat terjadi karena panci yang berdiameter 38 Cm dengan tinggi 40 Cm yang diatasnya terdapat kolom yang dibuat setinggi 2,5 meter dari pipa bekas tersebut, dimana kolomnya terdiri dari 1,5 meter berdiameter 4 inchi dan diisi dengan batu koral untuk taman. Sedang satu meter diatasnya berdiameter 3 inchi dengan output uap yang langsung masuk ke kondenser. Antara pipa besi 4 inchi dan 3 inchi tersebut, disambung dengan penghubung 4 inchi ke 3 inchi.
Dari hasil pengujian alat penyulingan dengan bahan baku dengan perbedaan masa fermentasi, diperoleh hasil bio etanol dengan perbedaan kuantitas. Yaitu:
1) Dari 6 Kg dengan campuran air sebanyak 10 liter, diperoleh bio etanol 2,8 liter untuk masa fermentasi 11 – 20 hari dan 2,4 litter untuk masa fermentasi 3 – 10 hari dalam waktu 1 jam;
2) Dari 10 Kg pisang diperoleh bio etanol 0,8 liter bio etanol untuk masa fermentasi 11 – 30 hari, dan 0,5 litter bio etanol untuk masa fermentasi 3 – 10 hari dalam waktu 1 jam.
Secara keseluruhan hanya diperlukan satu kali penyulingan dan bio etanolnya dapat menyala ketika disulut api.
Contoh sketsa bentuk alat hasil penelitian Abdillah.
KESIMPULAN
Model alat penyulingan baru yang dikembangkan peneliti ternyata cukup efektif menghasilkan bio etanol dengan cukup satu kali penyulingan tanpa menjaga suhu dalam panci pemanas. Artinya dalam panci pemanas suhu boleh suhu 100º C (padahal titik didih etanol berkisar 78 º C) dimana etanol dan air akan menguap secara bersama. Kemudian uap air akan didingingkan oleh batuan koral taman yang terdapat pada kolom tersebut akan masuk kedalam panci pemanas, sementara uap etanol akan diteruskan ke kondenser lalu dicairkan yang kemudian ditampung dalam botol bio etanol. Hal ini tentu sangat membantu masyarakat awam dalam kemudahan pengoperasiannya.
Model tersebut juga sangat efisien dimana kapasitasnnya 50 liter tersebut dibuat dengan biaya kurang dari Rp. 750.000,- dan 100 liter dengan biaya kurang dari Rp. 1.000.000,- . Ini sangat murah jika dibandingkan dengan harga alat penyulingan yang dijual melalui internet.
Untuk situasi dalam keadaan tidak mendesak, alat dapat digunakan untuk penyulingan bio etanol dari berbagai bahan baku, seperti: singkong, sagu, tetes tebu, aren, dan lain sebagainya.

sumber : 

acuan destilator

Pemisahan Fisik
Pemisahan fisik bergantung pada perbedaan sifat fisik, seperti : Warna, Bentuk, Bau, Masa, Temperatur, Volabilitas (tekanan uap), Bentuk Bahan (Liquid, Solid, Gas, Aquos), Solubilitas, Ukuran, Titik didih, Titik Beku dll....
Kita dapat menggunakan perbedaan sifat fisik untuk memisahkan perbedaan bahan. “The matter is unchanged, it just can separate to the different matter”. “Bahan tidak akan berubah, itu hanya dapat dipisahkan ke dalam bahan yang berbeda”.

Octanol-Water
            Kita harus memahami konsep pemisahan oktanol dengan air saat dicampur karena itu dapat memberikan pelajaran bahwa kita dapat membuat akumulasi biologis untuk menetralkan bahan kimia berbahaya dan untukmenghindarkan itu dari lemak menjadi bagian dari tubuh.

Gravimetri
            Teknik yang pengaplikasiannya berdasarkqan penimbangan berat suatu zat. Gravimetri meluputi beberapa hal yakni :
            1. Persen solid.
            2. Loss on ignition (Penghilangan melalui Pembakaran).
            3. Presipitasi yang diikuti oleh proses Pengeringan dan Pernimbangan berat.

Destilasi
 Proses untuk memisahkan bahan dengan menggunakan teknik penyulingan (berdasarkan perbedaan titik didih). Dapat diaplikasikan dalam tabung destilator pada pengolahan gas minyak bumi. Sehingga bisa menghasilkan produk olahan minyak bumi yang beragam dan tepat guna.  

Kromatografi
            Cara untuk memisahkan material-material menjadi bentuk yang lebih sederhana.
       Contoh : Yang terjadi pada kertas yang sudah di beri tanda titik tinta hitam setelah dicelupkan air maka kertas yang semula hanya terdapat tanda berupa warna hitam , berubah menjadi berbagai macam warna yakni biru, hijau merah dan kuning. Ini merupakan contoh penerapan kromatografi sederhana, yang menunjukkan bahwa warna hitam pada kertas ternyata berasal dari gabungan berbagai warna (hijau,merah, kuning, biru).

Asap Kendaraan
            Prinsip yang meliputi pencemaran udara ini memerlukan analisis kimia lebih lanjut. Karena menganalisis partikel asap yang dihasilkan kendaraan akan sangat sulit. Karena untuk mendapatkan kandungan yang ada di dalam asap maka kita harus dapat ketahui dengan jelas zat-zat apa saja yang terkandung di dalamnya. Dalam aplikasinya penganalisaan terhadap asap kendaraan dapat menentukan tahap analisis lain yakni tingkat polusi udara yang ada di sekitar kita. “ Problem major in chemical analytic is you can analyize what you will find”. “Probel terbesar pada analisis kimia terletak pada apa yang dapat kamu analisa atas sesuatu yang kita cari”.

Destilator versi lain

Sebagai bahan baku BBM singkong diolah menjadi bio-etanol pengganti premium. Singkong merupakan salah satu sumber pati. Pati merupakan senyawa karbohidrat yang komplek. Sebelum difermentasi pati diubah menjadi glukosa,karbohidrat yang lebih sederhana. Dalam penguraian pati memerlukan bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan ini akan menghasilkan enzim alfaamilase dan glikoamilase yang akan berperan dalam mengurai pati menjadi glukosa atau gula sederhana. Setelah menjadi gula baru difermentasi menjadi etanol.
Sebelum difermentasi menjadi etanol pati yang dihasilkan dari umbi singkong terlebih dahulu diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan etanol dari air dengan cara memanaskan pada suhu 78° C atau setara titik didih etanol sehinnga etanol akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
Gambar 1. Proses Destilasi Pemurnian Ethanol
Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut diperlukan etanol dengan kadar 99% atau disebut etanol kering sehingga memerlukan destilasi absorbent. Destilasi absorbent dilakukan dengan cara etanol 95% dipanaskan dengan suhu 100° C sehingga etanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga hingga diperoleh etanol dengan kadar 99 %. Sepuluh liter etanol 99% membutuhkan 120 – 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.
Gambar 2. Proses Destilasi Lanjutan Untuk Menghasilkan Fuel Grade Ethanol
Pada penelitian ini, telah dihasilkan alat destilasi sederhana yang memiliki pengaturan suhu menggunakan dimer dan termostat, yang dilengkapi dengan system pendingin air
Gambar 3. Hasil Rancang Bangun Alat Destilasi Bio-Ethanol Sederhana
Alat yang dihasilkan mampu menampung bahan yang akan didestilasi sebanyak 1500ml, dan dilengkapi dengan pengatur suhu, Thermostat dan dimmer, sehingga suhu proses  destilasi dapat diatur secara manual. Alat dilengkapi dengan pemanas elektrik berdaya 350 watt, alat juga dilengkapi dengan system pendingin air untuk menurunkan suhu uap ethanol pada proses destilasi. Walaupun demikian, Hasil destilasi bioethanol yang diperoleh masih belum optimal.  Hal ini disebabkan kadar Air pada larutan masih tinggi. Kadar bio ethanol yang didestilasi menggunakan alat ini dapat ditingkatkan hingga diperoleh kadar alcohol sebanyak 60%. Namun demikian, kapasitas alat ini kurang memadai, dimana kapasitas kerjanya adalah 6 liter/jam.
Pada penelitian ini, pembuatan Bio Etnol dilakukan dengan menggunakan bahan baku Singkong, Jagung dan Tebu
KESIMPULAN DAN SARAN
Bio Ethanol yang dihasilkan pada penelitian ini terbuat dari bahan baku singkong, Tebu dan jagung, di olah menggunakan cara tradisional sehingga dapat diterapkan di daerah setempat tanpa membutuhkan peralatan khusus. Pada proses fermentasi digunakan Ragi Saccharomyces yang banyak tersedia di masyarakat. Proses fermentasi dilakukan dengan metode pasteurisasy, lalu ditambahkan ragi yang mengandung Saccharomyces. Bioethanol terbentuk setelah fermentasi berjalan 5 hari, lalu di destilasi untuk meningkatkan kadar ethanol dalam larutan. Rata-rata dari 10 kilogram bahan baku diperoleh 3 liter Bio Ethanol berkadar ±60%, yang dapat dipergunakan sebagai pengganti minyak tanah pada kompor dan lampu Bio Ethanol.
Destilasi dilakukan menggunakan alat destilasi yang telah di sesuaikan dengan proses destilasi Bio Ethanol. Alat destilasi yang dihasilkan mampu menampung bahan yang akan didestilasi sebanyak 1500ml, dan dilengkapi dengan pengatur suhu, Thermostat dan dimmer, sehingga suhu proses  destilasi dapat diatur secara manual. Alat dilengkapi dengan pemanas elektrik berdaya 350 watt, alat juga dilengkapi dengan system pendingin air untuk menurunkan suhu uap ethanol pada proses destilasi. Walaupun demikian, Hasil destilasi bioethanol yang diperoleh masih belum optimal.  Hal ini disebabkan kadar Air pada larutan masih tinggi. Kadar bio ethanol yang didestilasi menggunakan alat ini dapat ditingkatkan hingga diperoleh kadar alcohol sebanyak ±60%. Namun demikian, kapasitas alat ini kurang memadai, dimana kapasitas kerjanya adalah 6 liter/jam.

sumber : http://chemicalfunny.wordpress.com/2011/01/20/rancang-bangun-alat-destilasi-bioethanol-berpendingin-air-menggunakan-sumber-pemanas-elektrik1-muhammad-makky2-novialdi3-dinah-cherie2-1-penelitian-dibiayai-oleh-direktorat-jenderal-pendidik/

destilator : PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TAPE


PENDAHULUAN

Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila bocor. Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti karbonmonoksida/CO).

Bioethanol dapat dibuat dari singkong. Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis. Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain Selain itu kandungan pati dalam singkong yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif. Dengan demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah sedunia. Potensi singkong di Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan baku utama.

Melihat potensi tersebut peneliti melakukan percobaan pembuatan bioethanol dari singkong secara farmentasi menggunakan ragi tape. Digunakan ragi tape karena ragi tape sangat komersil dan mudah didapat. Tape merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong. Tapai hasil fermentasi singkong ini biasa dinamakan tape singkong. Dalam proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain.

    Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar alkohol yang terkandung di dalam tape yang dibuat.

    Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern.

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Etanol untuk kegunaan konsumsi manusia (seperti minuman beralkohol) dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara fermentasi. Spesies ragi tertentu (misalnya Saccharomyces cerevisiae) mencerna gula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + 2 CO2.


ALAT DAN BAHAN

Pembutan Tape
Alat- alat yang digunakan dalam pembuatan tape singkong antara lain : 

    blender,
    pisau,
    timbangan,
    dandang,
    toples,
    kompor gas.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tape antara lain : 
    singkong sebanyak 1 kg,
    NPK 20 gram,
    ragi 90 gram.

Penentuan Kadar Alkohol
Alat –alat yang digunakan adalah :

    alat destilasi sederhana,
    gelas ukur,
    alumunium foil,
    tabung reaksi,
    pipet,
    hot plate,
    piknometer
Bahan-bahan yang digunakan anatara lain :
    air hasil destilat,
    larutan H2SO4 pekat
    larutan K2Cr2O7 .


TAHAP PENELITIAN DAN CARA KERJA

Proses Pembuatan Tape dari Singkong

Disiapkan singkong sebanyak 1 kg kemudian singkong tersebut dikupas kulitnya kemudian dicuci dengan air hingga bersih. Singkong kemudian dipotong-potong dan dihancurkan hingga berukuran kecil dengan menggunakan blender, ini dilakukan agar hasil fermentasi dari singkong ini dapat menghasilkan banyak air yang mengandung alkohol. Setelah singkong tersebut dihancurkan dan berukuran kecil, singkong dikukus di dalam dandang selama kurang lebih 90 menit. Sementara itu disiapkan dan  dihaluskan ragi tape sebanyak 90 gram.  Singkong hasil pengukusan yang menjadi lunak dan lengket didinginkan, kemudian ditaburi nutrient NPK sebanyak 20 gram dan ragi yang telah disiapkan tadi. Setelah itu, disimpan ke dalam toples dan ditutup rapat-rapat. Selanjutnya dibiarkan untuk fermentasi pada suhu kamar sekitar 30o C sampai 40o C serta pastikan proses berjalan aerob dan mencegah kontaminasi. Didiamkan selama empat hari hingga menjadi tape yang berair, kemudian tape disaring hingga airnya terpisah dan air hasil saringan tadi didestilasi untuk diukur kadar alkoholnya.


Proses pembuatan destilasi sederhana 
Alat                                                                          
Bor listrik
Pisau
Lem pipa
Solatif
Ember
Bahan
Paralon 3inc 40cm
Dop paralon 2
Selang 1,5 meter
Pompa aquarium
Batang alumunium 50cm
Kaleng kue ukuran standar
Kran angin ukuran ½ inc
Cara kerja
1. Tutup kaleng kue dilubangi sesuai dengan ukuran kran angin ½ inc
2. Ujung kran angin diberikan solatif agar merekat pada kaleng dan diberikan lempipa dipinggiran kran
3. Disiapkan paralon ukuran 3inc beserta dopnya
4. Dop paralon dibor sesuai dengan ukuran batang alumunium
5. Paralon dibor pada bagian samping atas dan samping bawah sesuai dengan ukuran selang
6. Selang dipotong masing-masing 60cm
7. Selang pertama disambungkan pada bagian samping bawah paralon dan dipasangkan pompa aquarium pada ujungnya
8. Selang yang kedua disambungkan pada bagian samping atas
9. Dua buah dop yang sudah dilubangi dipasang pada paralon dengan menggunakan lem pipa
10. dipasangkan alumunium pada dop yang telah menutupi paralon
11. salah satu ujung dop disambungkan dengan selang yang menghubungkan kran angin dengan kaleng
12. dan ujung satunya lagi digunakan sebagai lubang pengeluaran etanol
setelah prosedur perakitan selesai maka alat destilasi siap digunakan , selang yang memiliki pompa direndam pada ember yang berisi air dingin dan selang yang berada disamping atas kondensor ditempatkan juga pada ember. Kedua selang ini berfungsi sebagai sirkulasi air didalam kondensor. Dalam kondensor ini kami menggunakan batang alumunium sebagai pendingin uap, alumunium memiliki sifat penyerap panas dan dingin yang baik oleh karena itu saat uap etanol melewati batang alumunium dalam kondensor maka uap tersebut dengan cepat akan diubah menjadi etanol dan keluar melalui lubang pengeluaran etanol.
Gambar destilator :




Penentuan Kadar Alkohol

Cairan tape didestilasi menggunakan alat destilasi sederhana, destilasi ini dilakukan dengan tujuan alkohol terpisah dengan air. Oleh karenanya pada saat destilasi, dijaga agar cairan tersebut tidak sampai mendidih agar airnya benar-benar terpisah dengan alkohol yang memiliki titik didih yang lebih rendah daripada air. Alkohol yang dihasilkan, diuji secara kualitatif dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam dengan penambahan H2SO4, serta dengan reaksi uji nyala. Adapun uji kadar alkohol secara kuantitatif dengan menggunakan piknometer.


ANALISIS DATA

Data yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah sebanyak 25ml, dari 150 mL air tapai yang didestilasi.
Pengukuran menggunakan piknometer menghasilkan data:
  - Berat piknometer = 23, 7189
  - Berat piknometer dan aquadest = 48, 2125
  - Berat piknometer dan etanol = 47, 2540
Dari data yang diperoleh, dapat ditentukan berat jenis etanol yang diperoleh dengan cara:

Berat Jenis etanol =


Berat Jenis etanol = 23,5251/24,4936
Berat Jenis etanol = 0,96 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Tape Ketan

    Pada awal fermentasi, belum terlihat perubahan pada singkong. Setelah mengalami fermentasi, singkong tersebut mengalami perubahan, menghasilkan cairan yang mengandung alkohol, bentuknya berubah dan baunya pun menjadi khas. Hal ini terjadi karena ditambahkannya ragi pada singkong tersebut, ragi merupakan mikroorganisme yang berperan mengubah glukosa menjadi alkohol disamping menghasilkan air. Pada proses fermentasi, pH dan suhu harus sesuai. pHnya harus antara 5-6, sedangkan untuk suhunya antara 30oC sampai 40oC. Selain itu singkong yang difermentasi harus disimpan dalam toples yang tertutup karena proses fermentasi harus berjalan secara anaerob yang artinya tidak boleh terkena oksigen sama sekali, di samping itu jangan sampai terkontaminasi. Harus demikian dikarenakan apabila terkena oksigen atau terkontaminasi, proses fermentasi dapat gagal. Proses fermentasi yang terjadi pada tapai tersebut adalah :
2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11
Amilum/patiamilase maltosa
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol

Penentuan Kadar Alkohol

    Uji kadar alkohol yang pertama kali dilakukan adalah secara kualitatif. Uji kualitatif yang pertama adalah diidentifikasi dari baunya. Uji selanjutnya adalah dengan menggunakan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat. Destilat dari cairan tape yang didestilasi, sebanyak 2ml diambil kemudian ditambahkan ke dalam larutan  K2Cr2O7 yang berada dalam keadaan asam dengan penambahan H2SO4 pekat. Pengujian tersebut menghasilkan larutan yang berwarna kehijauan. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan alkohol di dalamnya tidak terlalu tinggi, karena apabila kandungan alkohol di dalamnya tinggi, larutan tersebut semestinya berwarna hijau. Uji kualitatif alkohol lainnya yang dilakukan adalah dengan cara meneteskan beberapa tetes alkohol hasil destilasi di atas alumunium foil, kemudian dibakar dengan api sehingga menghasilkan nyala api yang berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa hasil destilasi tersebut mengandung alkohol.
    Adapun uji kadar alkohol secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan piknometer, menghasilkan data berat piknometer sebesar 23,7189, berat piknometer dan aquadest sebesar 48,2125, berat piknometer dan alkohol sebesar 47,254. Dari data tersebut, diperoleh berat jenis alkohol sebesar 0,96. Setelah melihat tabel presentase kadar alkohol dan berat jenis, untuk berat jenis 0,96, diperoleh kadar etanol hasil percobaan sebesar 30%. Ini menunjukkan kadar alkohol yang dihasilkan masih cukup rendah, hal ini disebabkan masih ada kandungan air di dalam alkohol.


Kendala selama praktikum :
1. kaleng yang digunakan untuk menyimpan hasil fermentasi singkong mengalami kebocoran pada saat dipanaskan sehingga harus digunakan lakban untuk menutupi kebocoran tersebut
2. penangas air yang digunakan kurang maksimal karena suhunya tidak bekerja secara optimal


sumber : http://prakkimorg16a.blogspot.com/2012/09/percobaan-1.html

Destilator untuk pengawet kayu & makanan dari tempurung kelapa

sap cair telah banyak diaplikasikan pada pengolahan diantaranya pada daging dan hasil ternak, daging olahan, keju. Juga dapat dipergunakan sebagai menambah cita rasa asap pada saus, sup, sayuran kaleng, bumbu dan rempah rempah. Pembuatan asap cair dari tempurung kelapa ini diawali oleh Muh. Khoiril Mustofa dengan menemukan teknologi pembuatan asap cair dengan kapasitas 1.500 liter per batch per bulan. Asap cair memiliki banyak manfaat dan telah digunakan pada berbagai undustri :
  1. Industri Pangan, asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikroba dan antioksidannya. Asap cair dapat dipergunakan menggantikan pada proses pengasapan ikan secara tradisional sebelumnya yang langsung diberi asap, sehingga dapat mengganggu lingkungan. Asap cair dapat digunakan pula pada food processing seperti tahu, mie basah dan bakso.
  2. Industri perkebunan, asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asapcair seperti anti jamur, anti bakteri dan anti oksidan dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.
  3. Industri kayu, kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu yang tanpa diolesi asap cair.
Alat destilator asap cair berpendingin sponge sudah jadi seperti terlihat pada gambar 1. Semula pipa pendingin hanya terdiri dari 1 pipa uap, namun setelah dimodifikasi terdapat 5 pipa uap yang diharapkan dapat menyempurnakan proses pindah panas. Hasil modifikasi alat dapat dilihat pada gambar 2 
Dari hasil pengujian alat yang pertama diperoleh 5 liter asap cair grade 2 dari 10 liter asap cair grade 3, jadi rendemennya hanya 50% . waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam. Hasil pengujian di laboratorium,  kadar phenol terhadap asap cair grade 3, grade 2 dan grade 1 hasil uji coba alat dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 2. Hasil Uji Phenol
Grade
Kadar Phenol (%)
3
0.323
2*
0.202
1**
0.167
*) distilat yang keluar dari alat destilator
**) grade 2 yang disaring dengan zeolit

Jadi dari hasil uji laboratorium ini diketahui bahwa asap cair (grade 1 dan 2) yang dihasilkan oleh alat destilator ini memenuhi syarat untuk digunakan pada makanan.



Dari rendemen yang hanya 50% diketahui bahwa sistem pendingin pada alat ini belum efektif. Hal tersebut diketahui dari masih banyak distilat yang keluar dalam bentuk asap,seharusnya cair. Langkah yang sudah dilakukan adalah dengan menambah jumlah pipa kondensor namun dengan ukuran yang lebih kecil. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan proses pindah panas dari pipa uap ke air. Selain itu ditambahkan system sirkulasi air pada kondensor untuk mencaga agar suhu air pada kondensor tetap dingin.
Destilat yang dihasilkan dari hasil pengujian alat pertama sudah layak digunakan pada makanan dari sis kandungan phenol. Namun pengujian kandungan tar belum dapat dilaksanakan karena kendala teknis di laboratorium. Untuk pengujian alat hasil modifikasi belum dapat dilakukan karena kehabisan bahan baku, yaitu asap cair grade 3. Untuk itu pengujian kedua akan dilakukan jika bahan baku sudah tersedia di mitra,
Alat ini akan berguna sekali di mitra kami karena mitra kami ingin menjual asap cair grade 2 dan 1, sementara produk yang selama ini hanya asap cair grade 3 yang masih belum bisa digunakan pada bahan makanan.

Cara sederhana membuat asap cair ini..
Bahan : Tempurung Kelapa 100kg
Alat :    Drum 100kg, Kompor, Pipa penyalur asap, drum penampung asap, kondensor, penampung cairan
Cara buat :  masukkan seluruh tempurung kelapa ke dalam drum tertutup dan yang terhubung pipa saluran asap
Bakar selama 6-8 jam. Asap akan keluar melalui pipa dan masuk ke drum penampung asap. Asap akan mulai mengembun menjadi cairan. Jadilah asap cair sebanyak 25 liter. Asap cair yang dihasilkan masih berupa asap grade C (masih mengandung ter sehingga warna coklat pekat).Cocok untuk penggumpalan karet dan pengawetan kayu.
Jika ingin dipakai sebagai pengawet makanan harus endapkan grade C selama minimal 1 minggu, untuk endapkan ter. Saring dengan zeolit, destilasi ulang asap cair grade C tersebut. Destilasi dilakukan pada suhu 120-150 derajad C.

sumber :
- http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-readmore-otomatis-pada.html#ixzz1ix3g3V2d
http://tomy-unication.blogspot.com/2012/01/asap-cair-telah-banyak-diaplikasikan.html